Wednesday, November 26, 2014

SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK MENDIKBUD (Bapak ANIS BASWEDAN)


Akun jejaring sosial facebook yang dikelola oleh KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI, mengeluarkan sebuah artikel yang dibuat oleh bapak menteri pendidikan dasar dan menengah Bpk. Anies Baswedan dengan judul  “VIP-Kan Guru-guru Kita!”.  Di situ menjelaskan berbagai hal penting terkait dengan situasi pendidikan yang ada di Indonesia diantranya :
  1. Himbauan supaya kepemimpinan pemerintahan membicarakan soal pendidikan jangan sambil lalu, karena masalah pendidikan adalah masalah kepemimpinan nasional yang akan datang.
  2. Soal guru adalah soal masa depan bangsa. Di ruang kelasnya ada wajah masa depan Indonesia.
  3. Penyesuaian kurikulum itu penting, tetapi lebih penting dan mendesak adalah menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan guru.
  4. Himbauan untuk menjadi guru inspiratif yang menyenangkan karena akan membuat murid mencintai pelajarannya. Jika seseorang tak mau menjadi pendidik yang baik, lebih baik berhenti menjadi guru.
  5. Juga menyorot tiga masalah besar pendidikan Indonesia : Pertama, distribusi penempatan guru tidak merata. Kedua, kualitas guru yang juga tidak merata. Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai.
  6. Semua guru harus dijamin kesejahteraannya.
  7. Kerangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk peduli pada guru .” Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. ” terutama kaum terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan.
  8. Membangun kesadaran kolosal untuk menghormati dan menjunjung tinggi derajat guru. Guru pantas mendapat kehormatan karena mereka selama ini menjalankan peran terhormat bagi bangsa. Dengan dua ide jalur negara dan jalur gerakan masyarakat.

Kedelapan hal di atas merupakan bagian terpenting dari isi artikel. Setelah beberapa jam artikel itu diterbitkan, ada banyak sekali komentar bermunculan diantaranya adalah dari dari  Bapak Saefudin sebagai berikut:

SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK MENDIKBUD (Bpk. ANIS BASWEDAN)
Yth. Bpk. Anis Anies Baswedan, Saya saefudin 36 tahun seorang guru wiyata bakti sejak tahun 2006(+-8th) bahkan belum masuk K2 sekalipun, mengajar pada sebuah SD Negeri dan sekarang mengajar di kelas 2 dengan jumlah murid 36, Saya sangat menyambut baik dengan diluncurkannya KIP, namun demikian ada satu hal yang ironis, ketika hal itu selalu di promosikan namun di sisi lain masih banyak guru wiyata bakti yang nasibnya terabaikan, dengan memegang kartu KIP, maka seorang murid mendapatkan biaya sekolah sebesar min Rp450.000,- hal ini terlalu naif, sementara kami yang sudah mengabdikan hidup kami sama sekali belum tersentuh, perlu bapak ketahui bahwa kami tiap bulan hanya menerima honor wiyata bakti melalui dana BOS Sekolah sebesar Rp 150.000,-/bln. tentu saja ini kami rasakan masih sangat jauh dari standar sebuah penghasilan hidup. ketika kami akan menggunakan ijasah S1 kami untuk mengikuti tes CPNS pada jalur umum maka akan terganjal oleh aturan umur maksimal penerimaan CPNS. Di sisi lain kami masih sangat ingat janji pak Presiden Joko Widodo / Ir H Joko Widodo bahwa beliau bertekad menyelesaikan permasalahan kami.. sementara itu ketika kami tertimpa cobaan harus masuk rumah sakit maka kami hanya sekedar kartu jamkesmas pun tidak kami punyai / kami dapat. Ini disinyalir karena jenis pekerjaan yang tertera di KTP kami adalah guru, maka sistem secara otomatis akan menghapus nama kami dari nominatif penerima jamkesmas, maka meradanglah kami dengan membayar rumah sakit sampai 8 jutaan, di sisi lain kami bermaksud mengundurkan diri dari wiyata bakti maka kami merasa berat karena kami sudah sedemikian cintanya terhadap profesi ini (walaupun dari segi penghasilan belum bisa untuk memenuhi standar hidup).. lebih dari itu kami juga memikirkan anak anak kami seandainya ditinggalkan maka tidak ada yang mengajar, sedangkan di sekolah kami yang ada di sebuah desa masih kekurangan guru (PNS) mohon solusinya pak Anies Baswedan Ph.D. . kami harus bagaimana, apakah kami harus tetap fokus pada pengabdian kami atau kami harus mencari sekolah swasta yang bisa memberikan penghidupan yang lebih layak?? (terkait banyak yang komentar kalau mau kaya jangan jadi guru, ini sungguh menyakitkan hati kami, di sini saya tidak berkehendak jadi kaya.. tapi paling tidak standar hidup kami layak sehingga kami bias fokus untuk mendidik putra putri kami dengan tidak harus berpikir ganda mencari pendapatan lain untuk sekedar memenuhi belanja dapur kami) mohon responnya pak.. trimakasih dan mohon maaf apabila ada tutur kata yang kurang berkenan. Salam pendidikan.

Itulah fenomena yang kita lihat saat ini tentang keterbukaan dan kebebasan berbicara melalui media masa, tentu saja banyak manfaatnya jika hal tersebut terjadi komunikasi yang aktif dan interaktif, walaupun disisi lain ada kekurangan di sana sini.
Terkait Surat Terbuka Bapak saefudin, yang ingin menanggapi silahkan dikoment, atau menanggapi pemikiran pendidikan dari Bapak Bpk. Anies Baswedan.
Silahkan dan terimakasih.

0 komentar:

Post a Comment