Manusia Adalah Hakim
Manusia telah di ciptakan dalam
bentuk yang paling sempurna dibanding makhluk yang lain, yang membedakan
manusia dengan makhluk yang lain adalah manusia memiliki akal pikiran dan hati,
dengannya manusia ditinggikan derajatnya atau bisa saja sebaliknya akan menjadi
rendah serendah-rendahnya.
Manusia dengan karunia akal dan hati menjadi
mulia sebab akal dan hatinya mengikuti petunjuk jalan yang benar, sehingga
disebut akalnya bersih - sehat dan juga hatinya bersih - sehat. Sehat
mengandung pengertian bebas dari penyakit-penyakit hati dan pikiran, bersih
dalam pengertian merdeka dari sifat-sifat tercela hati dan pikiran. Kemudian manusia yang memiliki akal
dan hati yang sehat akan selamat, selamat dari bahaya dunia dan hari kemudian.
Sebaliknya manusia menjadi hina
dengan karunia akal dan hati sebab akal dan hatinya mengikuti petunjuk jalan
yang tidak benar (sesat), sehingga disebut akalnya kotor - berpenyakit dan juga
hatinya kotor - berpenyakit. Sehingga dirinya dihinakan dalam sudut pandang agama.
Manusia dengan karunia akal dan hati menjadi
mulia dengan perjuangan yang besar (perang besar) musuhnya adalah hawa nafsu.
Siapa yang bisa menguasai hawa nafsunya, maka ia telah menang dengan
keburukan-keburukan yang di sebabkan oleh hawa nafsunya.
Sering tidak disadari bahwa manusia
setiap saat telah membuat Keputusan. Manusia dengan akal dan hati yang dimiliki
menjadi hakim yang memutuskan akan banyak hal atas dirinya sendiri dan orang lain. Karena setiap ucapan, tindakan,
kebijakan yang telah anda buat adalah Keputusan anda, lantas sudahkah anda
pernah menelaah Keputusan anda benar atau salah, tepat atau tidak tepat?
Pengaruh Akal Dan Hati Manusia Dalam
Mengambil Keputusan.
Memposisikan diri dalam kebenaran
putusan baik itu ucapan, tindakan, kebijakan itu tak mudah. Di situ akan banyak
godaan, gangguan dan rintangan, yang tampak atau tersembunyi. Datang dari yang
dekat atau yang jauh.
yang menjadi obyek sasarannya adalah hawa nafsu, pasukannya bernama syaitan panglimanya adalah Iblis.
yang menjadi obyek sasarannya adalah hawa nafsu, pasukannya bernama syaitan panglimanya adalah Iblis.
Akal yang dimaksud adalah tempat
menerima pengetahuan, itu sangat berpengaruh dalam mengambil sebuah Keputusan.
Manusia yang memiliki banyak pengetahuan dari mengalami langsung atau dari
orang lain ataupun dari membaca buku memiliki Keputusan yang lebih adil dari
pada Keputusan orang yang miskin pengetahuan, karena memiliki banyak referensi sebagai
bahan pertimbangannya.
Hati itupun ada pendidikannya,
pendidikan olah hati yang mengajarkan untuk membersihkan hati dari perasaan dan
sifat tercela. Seperti sombong, iri, pemarah, dendam dll. Hati sangat berperan
dalam masalah kebijaksanaan putusan. Sebagai contoh seorang pemarah tidak bisa
memenuhi syarat menjadi seorang qodhi (hakim). Seorang yang sombong atau
memiliki sifat iri dan dendam dipastikan keputusannya tidak bijaksana.
Mulailah kita meneliti terhadap apa
yang telah kita tetapkan dan apa yang akan kita putuskan.
Contoh-Contoh Keputusan Untuk Diri sendiri :
ü Senantiasa
menjaga kebersihan dan kesehatan.
ü Senantiasa
berhati-hati dalam berbicara.
ü Senantiasa berhijab
(menutup aurat secara sempurna).
ü Senantiasa
senyum, salam dan menyapa bila bertemu sesama.
ü Menjaga sikap di
hadapan guru.
ü Menjaga perasaan
sahabat.
ü Menjaga
keharmonisan keluarga.
ü Memuliakan tetangga.
ü Memuliakan tamu.
ü Sederhana dalam
berpenampilan.
ü Sederhana membangun
tempat tinggal.
Dan masih banyak lagi
keputusan-keputusan yang akan anda putuskan yang sifatnya temporer maupun
permanen.
Hanya orang yang akalnya sehat dan
hatinya bersih yaitu orang iman yang bertakwa dan mendapat petunjuk Allah yang
dapat bertahan dan menetapi pada Keputusan yang benar secara haqiqi.
0 komentar:
Post a Comment